Selasa, 23 Maret 2010

RABU 24 Maret 2010 - HAL PENDIDIKAN

35 Peserta Belum Ikut UN

PANGKALAN BALAI - Peserta yang belum mengikuti Ujian Nasional (UN) tingkat SMA sederajat pada hari pertama di lima sub rayon se-Kabupaten Banyuasin tercatat 35 peserta. Demikian hasil rekapitulasi dari Seksi Kurikulum Bidang Pendidikan Lanjutan Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuasin
  Paling banyak dari sub rayon satu sejumlah 26 orang, rayon dua 3 orang dan rayon tiga enam 6 orang. Sedangkan rayon empat dan lima hingga kemarin belum terekapitulasi. Bagi peserta yang belum mengikuti UN dapat menyusul pada tanggal 29 Maret nanti.
Keterangan diperoleh dari Kasi Kurikulum, Drs Anwar Umar mengatakan, berdasarkan keterangan dari berbagai kepala sekolah lanjutan, peserta yang berhalangan ikut UN, ada yang sakit, ada tanpa keterangan dan ada memang pada awal tahun pelajaran mengundurkan diri dari sekolah.
  Bagi peserta dinyatakan sakit, nantinya pihak sekolah meminta surat keterangan  dari dokter. Setelah ada surat keterangan dari dokter, mereka diizinkan untuk mengikuti UN ulangan di tempat yang nantinya di sediakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuasin.
  Dia menjelaskan, pada pelaksanaan UN hari pertama dan kedua di beberapa sub rayon di Kabupaten Banyuasin berjalan cukup lancar tanpa kendala berarti. Hal  tersebut terbukti setelah dilakukan pemantau dari berbagai unsur baik lembaga formal maupun independen, termasuk bupati serta DPRD Kabupaten.
  ‘’Saat kita bersama lembaga legislatif memantau UN di beberapa sekolah di sini, tidak ditemukan kecurangan dalam bentuk apapun. Semuanya berjalan tertib. Baik pada hari pertama maupun kedua. Di Kabupaten Banyuasin pesertanya tidak bernai melakukan kecurangan, karena pengawasan ketat,” katanya pada Harian Banyuasin, kemarin.(muk)      
 

RABU 24 Maret 2010 - HAL SEPUTAR SUMSEL

Tahun Ini, Tambah 5 Lumbung Desa

PALEMBANG - Tahun ini, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan akan membangun lima fisik bangunan untuk lumbung pangan desa. Sementara ini beberapa lumbung desa masih menggunakan lahan milik masyarakat sebagai lumbung pangan desa.
Menurut Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, Atika saat ini Pemprov Sumsel baru memiliki 76 bangunan fisik lumbung desa yang tersebar di 15 kabupaten kota. Lumbung desa ini merupakan wadah bagi pemerintah untuk menyimpan beras atau gabah yang dibeli dari petani.
“Tujuannya agar harga jual beras atau gabah milik petani tidak terlalu turun, terutama saat panen raya. Satu lumbung desa itu bisa dikelola oleh kelompok tani dengan anggota 20-30 orang petani,” katanya baru-baru ini. Dengan bertambahnya banguan fisik itu kelak akan membuat efisien lahan untuk para petani.
Jika lahan petani yang menjadi lumbung desa itu sudah dipindahkan ke bangunan yang baru, lahan tersebut akan dikembalikan kepada masyarakat dan bisa saja masyarakat menggarap untuk tanaman pangan.
Dari 76 bangunan fisik yang ada, ia menyebutkan 10 unit diantaranya merupakan bantuan dari pemerintah pusat. Sebanyak 66 lainnya milik Pemprov Sumsel. Pembangunan lumbung desa baru kelak akan ditempatkan di atas lahan seluas 5m x 5m di atas tanah milik Pemprov atau tanah masyrakat yang sudah dihibahkan.
“Ini penting mengingat lumbung desa cukup penting untuk pengadaan stok pangan. Sehingga persediaan pangan untuk masyarakat Sumsel akan tercukupi,” katanya. Di Sumsel sendiri ada cadangan beras sebanyak 130 ton dan 418,465 gabah yang tersebar di 11 kabupaten/kota.
Tahun ini, kata dia, Pemprov Sumsel juga memberikan bantuan besar sebanyak tiga ton kepada setiap kelompok tani atau total bantuan sebanyak 60 ton. Jumlah itu akan menambah cadangan beras Sumsel di masa datang.
“Cadangan beras yang ada di lumbung desa kita dipergunakan untuk membantu korban bencana alam. Dengan mengikuti prosedur yang ada, kabupaten kota yang terkena bencana dan kekurangan pangan dapat mengajukan permohonan ke badan ketahanan pangan yang ditandatangani oleh bupati/walikota setempat,” kata Atika. (mg15/jpnn)

RABU 24 Maret 2010 - HAL NASIONAL

Anggota BPK Kembalikan Uang Suap

JAKARTA - Kasus dugaan suap dalam pemilihan Miranda Swaray Goeltom sebagai deputi gubernur senior Bank Indonesia (BI) pada 2004 ikut menyeret mantan anggota DPR Tengku Muhammad Nurlif. Namun, mantan politisi dari Partai Golkar yang kini menjadi anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengaku telah mengembalikan uang suap tersebut.
Menurut Nurlif, uang Rp 550 juta yang diduga berasal dari suap kasus itu sudah dikembalikannya sekitar empat bulan lalu. “Saya lupa tanggalnya. Tapi, yang jelas, sudah saya kembalikan,” ujarnya setelah pembukaan pertemuan BPK sedunia di Jakarta kemarin (23/3).
Sebelumnya, Nurlif menuturkan bahwa dirinya menerima 11 cek perjalanan senilai total Rp 550 juta dari Hamka Yandhu, rekannya sesama anggota DPR saat itu. Ketika itu, Nurlif meminta bantuan Hamka karena dirinya sedang dibelit kesulitan keuangan. “Jadi, (uang) itu bantuan sebagai teman,” katanya.
Nurlif menyatakan mengembalikan uang tersebut setelah dirinya diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dengan mengembalikan uang itu, lanjut dia, dirinya sudah tidak lagi dipanggil KPK. “Saya juga sudah jelaskan di pengadilan. Jadi, sudah clear,” terangnya.
Meski demikian, lanjut Nurlif, dirinya siap jika kembali dipanggil untuk memberikan keterangan tambahan terkait kasus dugaan suap yang menyeret belasan politisi Senayan tersebut. “Sebagai warga negara, saya siap (jika dipanggil lagi untuk dimintai keterangan),” ujarnya.
Sebagaimana diketahui, KPK tengah mengusut dugaan penyuapan saat proses pemilihan deputi gubernur senior BI. Dugaan penyuapan tersebut diungkapkan oleh Agus Condro, mantan anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (F-PDIP). Agus mengaku menerima cek perjalanan Rp 500 juta dari Miranda melalui Dudhie Makmun setelah Miranda terpilih sebagai deputi gubernur senior BI. (owi/dwi)

RABU 24 Maret 2010 - HAL OLAHRAGA

Derby Betung di Semifinal

PANGKALAN BALAI - Babak semifinal turnamen sepak bola Karang Taruna (KT) Kabupaten Banyuasin Cup 2010 yang akan berlangsung di lapangan Munai Serumpun Pangkalan Balai, sore ini, mempertemukan dua tim asal kota Betung yakni PSP Betung melawan Betung FC.
        Derby dua tim asal Kota Betung ini sangat ditunggu dan dinanti para penggila bola di daratan Bumi Sedulang Setudung. Pasalnya, kedua tim yang diunggulkan merebut trofi Wakil Bupati Banyuasin Drs HA Rachman Hasan sudah harus bentrok untuk merebut satu tempat di final, Senin (29/3) mendatang.
        Untuk diketahui, PSP Betung menjadi juara Grup B setelah menghentikan perlawanan PS Lubuk Rengas dengan skor meyakinkan lima gol tanpa balas. Sementara, Betung FC melangkah ke semifinal sebagai runner up Grup A. Di pertandingan terakhir, Betung FC menaklukkan PS Sidang Mas dengan skor 4-1.
Berbagai kalangan penggemar bola memprediksi pertandingan akan berlangsung menarik dan ngotot. Pasalnya, kedua tim akan saling bunuh untuk menjejakan kaki di final.
        Sulit memang untuk memprediksi siapa yang bakal memenangkan derby Betung ini. Namun, berdasarkan head to head di empat laga babak sepuluh besar yang sudah dilakoni, PSP Betung sedikit diunggulkan. Dari empat laga, PSP Betung memang 2 kali dan 2 kali seri. Dengan jumlah gol yang berhasil mereka lesakkan 10, dan hanya kemasukkan 1. Sedangkan Betung FC, dari empat laga yang mereka lakoni di babak sepuluh besar, hanya menang 1 kali, seri 2 kali dan kalah 1 kali. Mereka memasukkan 9 gol dan kebobolan 8 gol.
        Melihat statistik itu, di atas kertas PSP Betung lebih unggul. Baik dalam produktifitas gol maupun pertahanan. Namun, yang namanya sepak bola sulit ditebak, sebab keduanya memiliki motivasi untuk memang dan menjadi kampiun dalam turnamen ini. Dan siapa yang bakal menjadi pemenang, saksikan saja pertandingannya sore ini.(iko)

RABU 24 Maret 2010 - HAL ISL

Sriwijaya FC v Becamex Binh Duong

Demi Indonesia!

PALEMBANG - Tidak hanya membawa nama tim, kiprah Sriwijaya FC di pentas AFC Cup juga diharapkan mampu menangkat pamor Indonesia dipentas sepakbola benua Asia. Lantaran, NKRI saat ini menggantungkan diri kepada Laskar Wong Kito untuk mengangkat harkat sepakbola Indonesia dimata dunia.
Hal itu disadari Laskar Wong Kito yang akan bertarung menghadapi tim raksasa asal Vietnam Becamex Binh Duong. Kemenangan akan menjaga kans tim asal Sumsel  ini untuk lolos dari fase grup. Maka, tidak ada kata lain bagi Sriwijaya FC untuk memenangkan pertandingan di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, sore ini.
H Hendri Zainuddin, selaku manajer mengatakan timya akan melumat Binh Duong untuk mengembalikan pamor klub Indonesia yang terseok-seok dipentas sepakbola Asia.
 ’’Kita sadar, bahwa Sriwijaya FC adalah tim yang paling diharapkan mampu membawa nama harum Indonesia di pentas Asia. Persipura, Persiwa dan bahkan timnas masuk kategori gagal untuk mengatasnamakan sepakbola Indonesia sendiri. Maka kita tidak ingin Sriwijaya FC menjadi tambahan mimpi buruk dalam kurun waktu 1 dekade,” ujar Hendri.
Anggota DPRD Kabupaten Banyuasin ini mengatakan, Sriwijaya FC siap menjadi kuda hitam di AFC Cup. Meski laga AFC Cup sendiri baru masuk ke jajaran penyisihan grup. ‘’Kita tidak ingin hanya berpartisipasi saja di kompetisi ini, kita ingin menjadi tim legenda yang bisa menembus babak 4 besar, dan kalau bisa menjuarainya,” tambah Hendri.
Meski harus menghadapi Binh Duong yang punya tradisi cukup bagus di ajang ini. Hendri berkeyakinna spirit yang dimiliki Laskar Wong Kito bisa menaklukkan tim runner up V-League musim lalu tersebut.
‘’Tiga kemenangan terakhir di kandang sendiri akan menjadi rekomendasi penting untuk menghadapi Binh Duong. Pemain sudah siap tampil dan mengamankan poin penuh di kandang sendiri,” tambah Hendri.
Mengalahkan Binh Duong bukanlah perkara gampang, itu diakui sendiri oleh mentor Sriwijaya FC Rahmad Darmawan (RD). Kekuatan yang dimiliki Binh Duong dengan gaya permainan keras seperti PSMS Medan bisa menjadi mimpi buruk untuk Charis cs.
Selain itu, pilar yang dimiliki Binh Duong juga sangat mumpuni. Kualitas pemain asing mereka tidak perlu diragukan lagi. 3 Pemain asing yang didaftarkan ke AFC Cup seperti Bidu, Philani (striker) dan Egbo (defender) dinilai RD adalah pemain yang berkualitas. Belum lagi, pemain naturalisasi Huynh Alves Kesley yang menjadi roh permainan di Binh Duong.
Secara materi Binh Doung FC memiliki pemain-pemain berkualitas. Tim ini belum sekalipun kebobolan dalam dua laga terakhir. Selain itu memiliki reputasi tokcer di ajang Asian Football Confederation (AFC) Cup. Tim asuhan Mai Duc Chung ini mampu masuk Semifinal musim 2009. Sebuah pencapaian yang luar biasa untuk tim Asia Tenggara bersama tim asal Thailang seperti Bec Tero Sasana yang pernah masuk semifinal LCA beberapa tahun lalu.
”Tim ini memiliki reputasi bagus karena masuk semifinal tahun lalu, sebuah pencapaian luar biasa bagi tim Asia Tenggara,” kata RD.
Artinya tim ini memiliki reputasi dan mental serta tradisi yang bagus di ajang AFC. Dengan kekuatan merata dan permain kolektiv, Binh Duong bisa saja menjadi batu sandungan bagi Laskar Wong Kito yang hendak meraih babak 16 besar.
“Makanya kita tidak boleh lengah. Penting sekali menjaga konsistensi permainan. Saya tahu banyak pemain yang mangalami kelelahan karena panjangnya kompetisi. Namun, penting bagi saya mengatasinya dan inilah tantangannya. Selalu ada rotasi yang saya lakukan dalam setiap pertandingan kita,” pungkasnya. (fan)
 

RABU 24 Maret 2010 - HAL KASUS

Polisi Bongkar Perdagangan Wanita

PALEMBANG – Perdagangan wanita (human trafficking) berhasil digagalkan Tim Reskrim Polsekta Seberang Ulu (SU) I Palembang. Tiga wanita asal Sukabumi Jawa Barat yang menjadi korban berhasil diselamatkan. Sementara, satu pelaku ditangkap.
Tersangka diketahui bernama Hendra (36), karyawan salah satu loket bus di terminal Karyajaya Palembang, warga Jalan Faqih Usman, Lorong Sei Goren II, Kelurahan 1 Ulu. Sedangkan, ketiga korbannya masing-masing berinisial Id (33), warga Jalan Ciawel, Gang Adoa, Kampung Salawi, Kecamatan Cisaat, Sukabumi; Ren (20), warga Perum Sindang Palay, Kecamatan Cibeureum, Sukabumi; dan Fik (19), warga Jalan Pelabuhan II, Gang Warudoyong, Sukabumi.
Terbongkarnya human trafficking itu berawal dari ditangkapnya Hendra, kemarin, sekitar pukul 12.00 WIB. Hendra dibekuk saat menjaga loket di Terminal Karyajaya Palembang.
Penangkapan itu sendiri bermula dari laporan Id, yang mengaku dua temannya berinisial Ren dan Fik, disekap oleh para pelaku tak dikenal, sejak Senin (22/03), mulai pukul 06.00 WIB, di salah satu penginapan di Terminal Karyajaya.
Setelah diselidiki, rupanya ketiganya ini merupakan korban perdagang perempuan yang sempat dijual disalah satu kafe di eks lokalisasi Teratai Putih atau Kampung Baru Palembang. Nah, ketika akan kabur atau kembali ke Sukabumi, keduanya disekap oleh para pelaku di kamar penginapan.
Menindaklanjuti laporan tersebut, Tim Reskrim Polsekta SU I dipimpin AKP Djoko Julianto SIk dan Iptu Nanang Supriyatna SH, langsung bertindak cepat. Polisi dari Polsekta SU I bekerjasama dengan Polsekta Kertapati dipimpin AKP Rudi SH dan Aiptu Susilo, melakukan penggerebekan di penginapan tempat ketiga korban disekap.
Alhasil dua teman Id yakni Ren dan Fik berhasil diselamatkan dari dalam penginapan tersebut. Namun, para pelakunya sendiri belum berhasil ditangkap karena keburu kabur dari lokasi kejadian.
Hanya saja, saat itu, polisi mengamankan saksi Saryono, yang kebetulan berada di depan penginapan. Selanjutnya, ketiga korban dan saksi Saryono diamankan di Mapolsekta SU I untuk dimintai keterangannya. Dari keterangan ketiga korban dan saksi, polisi mendapatkan identitas para tersangka, yakni Hendra dan dua temannya berinisial Le dan Fe (masih buron).
Mendapat identitas itu, polisi langsung melakukan pengejaran. Hendra dapat dibekuk saat menjaga loket, sementara dua temannya masih dinyatakan buron.
Di hadapan polisi, Hendra mengelak dikatakan menyekap para korban. ‘’Aku memang sempat make Id itu, tapi idak makso, bahkan aku bayar, kareno mereka butuh ongkos balek ke Sukabumi,” elak Hendra.
Dijelaskan Hendra, pagi kejadian itu, dia masih berada di rumah lalu ditelepon oleh temannya Le. ‘’Terus kami ke penginapan. Waktu aku ajak berhubungan badan, Fik idak galak. Aku nemui Id yang lagi samo Le. Laju aku nimpoi Id, yang sudah dipake oleh Le. Tapi kami bayar, Pak. Kalo Hp Fik itu memang tetinggal di lokasi, bukan kami sita,” katanya.
Sementara, Id mengakui disekap dan disetubuhi para tersangka. ‘’Saya sudah dua minggu di Palembang dipekerjakan oleh Mami Han (DPO) di Kampung Baru, untuk melayani laki-laki hidung belang. Saya dibohongi, karena janji Mami Han saya digaji Rp5 juta per bulan, terus tak ada melayani laki-laki seperti itu dan hanya melayani minum saja. Sampai di Kampung Baru, saya disuruh layani laki-laki dengan bayaran Rp150 ribu satu laki-laki, dimana saya harus sewa kamar Rp30 ribu dan Rp120 ribu untuk saya,” terang janda lima anak ini.
Diterangkan Id, mereka bertiga kabur dari Kampung Baru, Senin pagi sekitar pukul 05.00 WIB. ‘’Kami kabur saat anak buah mami lagi tidur usai mabok. Dengan menumpang ojek, kami bertiga ke Terminal Karyajaya. Karena tak punya uang, Hp kami disita oleh Le. Terus, kami disuruh ke penginapan, dengan kamar satu-satu. Disana, kami dipaksa melayani nafsu Hendra, Le dan Fe, tanpa bayaran, karena dipaksa dan diancam,” katanya.
Ditambahkan Id, kalau hari itu dirinya sempat melayani tersangka Le dan Hendra. ‘’Saya berhasil kabur, saat para tersangka ini keluar penginapan. Terus, dengan minta tolong ojek diantar ke kantor polisi (Polsekta SU I). saya lapor, karena dua teman saya tak bisa diajak pergi, sebab kamar penginapan mereka dikunci oleh para tersangka atau disekap,” tambah anak ke delapan dari sepuluh bersaudara ini.
Sedangkan, korban Ren dan Fik, mengaku ke Palembang dan dipekerjakan di Kampung Baru setelah diajak oleh pelaku Wa (DPO). ‘’Saya kenal dengan Wa dari teman kami Fitri, yang memang sudah kerja di Palembang. Tapi, Wa dan Fitri bilang di Palembang hanya layani minum, tidak layani laki-laki tidur. Nyatanya, kami disuruh layani seperti itu. Terus, kami diajak Wa, melalui perantara Ema dan kami dibayar Rp1,5 juta,” jelas keduanya.
Di Palembang, sambung keduanya, mereka sudah empat hari di kafe yang ada di Kampung Baru. ‘’Di kafe, Ren sempat melayani laki-laki hidung belang, sementara Fik tidak mau melayani dan menangis setiap disuruh layani laki-laki. Kami tak tahan, karena dibohongi, hingga kami kabur dari kafe. Enggak tahunya, kami malah disekap dan diperkosa oleh para lelaki di Terminal Karyajaya,” tambah keduanya. Korban Fik bahkan berani dites kalau dirinya sampai sekarang masih perawan.
Kapoltabes Palembang Kombes Pol Drs Luki Hermawan MSi, didampingi Kapolsekta SU I AKP Djoko Julianto SIk, saat dikonfirmasi membenarkan adanya penangkapan tersebut. ‘’Ini sebenarnya ada dua kasus, pertama kasus perdagangan perempuan. TKP-nya di Kampung Baru, dengan tersangka diantaranya berinisial Wa, Han (mami kafe) dan Em (perantara). Terus, untuk kasus penyekapan dan perkosaan di penginapan, juga ada tiga tersangka, dimana salah satunya tersangka Hendra,” ujar Luki.
Ditambahkan Luki, karena kasusnya menyangkut perdagangan perempuan, maka akan diambil alih di Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Poltabes Palembang. ‘’Kasusnya akan kita kembangkan, baik penyekapannya maupun perdagangan perempuannya. Semua tersangka yang masih buron, akan kita lakukan pengejaran. Saat ini kita amankan barang bukti berupa Hp korban Fik yang disita tersangka Le, terus tiket bus ke Sukabumi dan uang ratusan ribu rupiah,” katanya. (sam)

Senin, 22 Maret 2010

Selasa 23 Maret 2010 - HAL BUMI SEDULANG SETUDUNG


Bupati Jamin tak Ada Kecurangan

##Tidak Ditemukan Kebocoran Soal

PANGKALAN BALAI - Bupati Banyuasin Ir H Amiruddin Inoed menjamin pelaksanaan Ujian Nasional (UN) di Kabupaten Banyuasin tidak ada kecurangan. Orang nomor satu di bumi sedulang setudung ini pun tak segan-segan menindak tegas jika ada oknum guru yang berbuat curang seperti menjadi joki atau bantuan lain untuk membantu siswa.
Pernyataan Amiruddin Inoed itu diungkapannya saat meninjau pelaksanaan UN hari pertama di sejumlah sekolah di Kecamatan Banyuasin III dan Talang Kelapa, kemarin. Saat melakukan inspeksi mendadak (sidak), Bupati didampingi anggota DPD RI antara lain Aidil Fitrisyah, Abdul Aziz dan Asmawati.
       Sidak dilakukan di SPP Sembawa, SMA Negeri 1 Talang Kelapa, MAN 1 Pangkalan Balai, SMA Plus Negeri 2 Pangkalan Balai dam SMA Negeri 1 Banyuasin III. Di sekolah ini, peserta UN memasuki ruang ujian dengan tertib dan sama sekali tidak terlihat kasak-kusuk atau dugaan adanya perjokian yang melibatkan pihak sekolah dengan memberikan jawaban kepada peserta melalui hand phone (HP).
          Bahkan, amplop soal yang dibawa ke masing-masing ruang ujian dipastikan masih tersegel dan sama sekali belum dibuka. Hal ini guna membuktikan pelaksanaannya berlangsung jujur dan murni. Bupati Banyuasin beserta anggota DPD RI secara langsung memastikan hal itu dan membuka amplop soal tersebut di depan wartawan dan peserta UN.
          ‘’Tentunya dengan pelaksanaan UN ini bukan hanya berjalan lancar pada hari pertama saja. Tentunya bisa berhasil hingga pelaksanaannya berakhir nanti. Setidaknya dari pantauan yang kita lakukan hari ini (kemarin, Red) tidak ada masalah, kita sangat appreciate terhadap pihak penyelenggara di Banyuasin ini,” ucap Asmawati.
          Apalagi, kemurnian dari pelaksanaan UN pada tahun ini dipastikan akan seratus persen berhasil, mengingat telah dilibatkan pihak Universitas Palembang (Unsri) sebagai tim monitoring. Maka dari itu, dirinya sangat optimis praktik-praktik yang dilarang selama UN tidak akan terjadi di Bumi Sedulang Setudung ini.
          Kepala Dinas Pendidikan Nasional (Kadisdik) Kabupaten Banyuasin, Drs Khairul Bahri MEd didampingi Kabid Lanjutan Drs Harun Samsuddin menjelaskan soal serta lembar jawaban komputer (LJK) yang telah diisi oleh peserta ujian tidak akan diendapkan di sekolah, namun akan segera dibawa ke kantor Disdik Banyuasin.
          ‘’Baik soal maupun LJK yang datang disuplai langsung dari Disdik, artinya soal datang pada pagi hari sehingga untuk memastikan tidak adanya kecurangan disana. Tiap amplop soal dalam keadaan tersegel dan sebelum dibukan diperlihatkan kepada peserta ujian terlebih dahulu. Lalu untuk soal dan LJK yang telah dijawab setelah dikumpulkan oleh masing-masing pengawas akan langsung dibawa ke Disdik Banyuasin, tidak akan ada yang diendapkan di sekolah,” tegasnya.
Di Banyuasin, pihak panitia penyelenggaran UN akan membagi menjadi 5 sub rayon yang akan membagi sekolah lanjutan di Banyuasin dalam menyelenggarakan UN. Untuk sub rayon I-III, merupakan sub rayon Sekolah Menengah Atas (SMA) negeri dan swasta, sedangkan untuk rayon IV, yakni sub rayon sekolah Madrasah Aliyah (MA) dan rayon V, yakni rayon SMK.
Rayon I yakni seluruh SMA dari Betung, Banyuasin III hingga pulau Rimau yakni berjumla 15 sekolah SMA, sedangkan rayon II, yakni sekolah di mulai dari Talang Kelapo hingga Tanjung Lago, sekitar 7 sekolah. Sedangkan, yang dikatagorikan sekolah dengan jangkuan rawan yakni, sekolah di rayon III, yang sebagaian besar berada di kawasan perairan, yakni mulai dari Kecamatan Rantau Bayur, Banyuasin I, Rambutan, Muara Sugihan, Muara Telang, Makarti Jaya dan lainnya.
Jumlahnya mencapai 14 sekolah dengan kondisi yang jauh dari jangkuan dan rawan akan banjir, sehingga memang di rayon III, diberikan dispensasi guna mengembalikan LJK siswa setiap 2 hari, tidak seperti LJK di dua rayon negeri lainnya. Sementara sub rayon ke IV yakni sekolah MA, dengan jumlah mencapai 23 sekolah dan sekolah kejuruan, SMK mencapai 6 sekolah di sub rayon V. Sub rayon V dan IV, diperlakukan sama saja seperti rayon lainnya dengan jumlah pengawas dari pihak Unsri, yakni satu orang dalam satu unit penyelenggara pendidikan yakni sekolah. UN sendiri diikuti oleh 4.069 siswa dengan menggunakan 205 ruang ujian sekolah. (yan/din)
 
Iib Zulhan

Buat Lencana Anda