Selasa, 23 Maret 2010

RABU 24 Maret 2010 - HAL KASUS

Polisi Bongkar Perdagangan Wanita

PALEMBANG – Perdagangan wanita (human trafficking) berhasil digagalkan Tim Reskrim Polsekta Seberang Ulu (SU) I Palembang. Tiga wanita asal Sukabumi Jawa Barat yang menjadi korban berhasil diselamatkan. Sementara, satu pelaku ditangkap.
Tersangka diketahui bernama Hendra (36), karyawan salah satu loket bus di terminal Karyajaya Palembang, warga Jalan Faqih Usman, Lorong Sei Goren II, Kelurahan 1 Ulu. Sedangkan, ketiga korbannya masing-masing berinisial Id (33), warga Jalan Ciawel, Gang Adoa, Kampung Salawi, Kecamatan Cisaat, Sukabumi; Ren (20), warga Perum Sindang Palay, Kecamatan Cibeureum, Sukabumi; dan Fik (19), warga Jalan Pelabuhan II, Gang Warudoyong, Sukabumi.
Terbongkarnya human trafficking itu berawal dari ditangkapnya Hendra, kemarin, sekitar pukul 12.00 WIB. Hendra dibekuk saat menjaga loket di Terminal Karyajaya Palembang.
Penangkapan itu sendiri bermula dari laporan Id, yang mengaku dua temannya berinisial Ren dan Fik, disekap oleh para pelaku tak dikenal, sejak Senin (22/03), mulai pukul 06.00 WIB, di salah satu penginapan di Terminal Karyajaya.
Setelah diselidiki, rupanya ketiganya ini merupakan korban perdagang perempuan yang sempat dijual disalah satu kafe di eks lokalisasi Teratai Putih atau Kampung Baru Palembang. Nah, ketika akan kabur atau kembali ke Sukabumi, keduanya disekap oleh para pelaku di kamar penginapan.
Menindaklanjuti laporan tersebut, Tim Reskrim Polsekta SU I dipimpin AKP Djoko Julianto SIk dan Iptu Nanang Supriyatna SH, langsung bertindak cepat. Polisi dari Polsekta SU I bekerjasama dengan Polsekta Kertapati dipimpin AKP Rudi SH dan Aiptu Susilo, melakukan penggerebekan di penginapan tempat ketiga korban disekap.
Alhasil dua teman Id yakni Ren dan Fik berhasil diselamatkan dari dalam penginapan tersebut. Namun, para pelakunya sendiri belum berhasil ditangkap karena keburu kabur dari lokasi kejadian.
Hanya saja, saat itu, polisi mengamankan saksi Saryono, yang kebetulan berada di depan penginapan. Selanjutnya, ketiga korban dan saksi Saryono diamankan di Mapolsekta SU I untuk dimintai keterangannya. Dari keterangan ketiga korban dan saksi, polisi mendapatkan identitas para tersangka, yakni Hendra dan dua temannya berinisial Le dan Fe (masih buron).
Mendapat identitas itu, polisi langsung melakukan pengejaran. Hendra dapat dibekuk saat menjaga loket, sementara dua temannya masih dinyatakan buron.
Di hadapan polisi, Hendra mengelak dikatakan menyekap para korban. ‘’Aku memang sempat make Id itu, tapi idak makso, bahkan aku bayar, kareno mereka butuh ongkos balek ke Sukabumi,” elak Hendra.
Dijelaskan Hendra, pagi kejadian itu, dia masih berada di rumah lalu ditelepon oleh temannya Le. ‘’Terus kami ke penginapan. Waktu aku ajak berhubungan badan, Fik idak galak. Aku nemui Id yang lagi samo Le. Laju aku nimpoi Id, yang sudah dipake oleh Le. Tapi kami bayar, Pak. Kalo Hp Fik itu memang tetinggal di lokasi, bukan kami sita,” katanya.
Sementara, Id mengakui disekap dan disetubuhi para tersangka. ‘’Saya sudah dua minggu di Palembang dipekerjakan oleh Mami Han (DPO) di Kampung Baru, untuk melayani laki-laki hidung belang. Saya dibohongi, karena janji Mami Han saya digaji Rp5 juta per bulan, terus tak ada melayani laki-laki seperti itu dan hanya melayani minum saja. Sampai di Kampung Baru, saya disuruh layani laki-laki dengan bayaran Rp150 ribu satu laki-laki, dimana saya harus sewa kamar Rp30 ribu dan Rp120 ribu untuk saya,” terang janda lima anak ini.
Diterangkan Id, mereka bertiga kabur dari Kampung Baru, Senin pagi sekitar pukul 05.00 WIB. ‘’Kami kabur saat anak buah mami lagi tidur usai mabok. Dengan menumpang ojek, kami bertiga ke Terminal Karyajaya. Karena tak punya uang, Hp kami disita oleh Le. Terus, kami disuruh ke penginapan, dengan kamar satu-satu. Disana, kami dipaksa melayani nafsu Hendra, Le dan Fe, tanpa bayaran, karena dipaksa dan diancam,” katanya.
Ditambahkan Id, kalau hari itu dirinya sempat melayani tersangka Le dan Hendra. ‘’Saya berhasil kabur, saat para tersangka ini keluar penginapan. Terus, dengan minta tolong ojek diantar ke kantor polisi (Polsekta SU I). saya lapor, karena dua teman saya tak bisa diajak pergi, sebab kamar penginapan mereka dikunci oleh para tersangka atau disekap,” tambah anak ke delapan dari sepuluh bersaudara ini.
Sedangkan, korban Ren dan Fik, mengaku ke Palembang dan dipekerjakan di Kampung Baru setelah diajak oleh pelaku Wa (DPO). ‘’Saya kenal dengan Wa dari teman kami Fitri, yang memang sudah kerja di Palembang. Tapi, Wa dan Fitri bilang di Palembang hanya layani minum, tidak layani laki-laki tidur. Nyatanya, kami disuruh layani seperti itu. Terus, kami diajak Wa, melalui perantara Ema dan kami dibayar Rp1,5 juta,” jelas keduanya.
Di Palembang, sambung keduanya, mereka sudah empat hari di kafe yang ada di Kampung Baru. ‘’Di kafe, Ren sempat melayani laki-laki hidung belang, sementara Fik tidak mau melayani dan menangis setiap disuruh layani laki-laki. Kami tak tahan, karena dibohongi, hingga kami kabur dari kafe. Enggak tahunya, kami malah disekap dan diperkosa oleh para lelaki di Terminal Karyajaya,” tambah keduanya. Korban Fik bahkan berani dites kalau dirinya sampai sekarang masih perawan.
Kapoltabes Palembang Kombes Pol Drs Luki Hermawan MSi, didampingi Kapolsekta SU I AKP Djoko Julianto SIk, saat dikonfirmasi membenarkan adanya penangkapan tersebut. ‘’Ini sebenarnya ada dua kasus, pertama kasus perdagangan perempuan. TKP-nya di Kampung Baru, dengan tersangka diantaranya berinisial Wa, Han (mami kafe) dan Em (perantara). Terus, untuk kasus penyekapan dan perkosaan di penginapan, juga ada tiga tersangka, dimana salah satunya tersangka Hendra,” ujar Luki.
Ditambahkan Luki, karena kasusnya menyangkut perdagangan perempuan, maka akan diambil alih di Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Poltabes Palembang. ‘’Kasusnya akan kita kembangkan, baik penyekapannya maupun perdagangan perempuannya. Semua tersangka yang masih buron, akan kita lakukan pengejaran. Saat ini kita amankan barang bukti berupa Hp korban Fik yang disita tersangka Le, terus tiket bus ke Sukabumi dan uang ratusan ribu rupiah,” katanya. (sam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Iib Zulhan

Buat Lencana Anda